Bayangkan kamu baru saja membangun rumah megah di tengah hutan. Lengkap dengan taman depan, interior estetik, dan semua fasilitas impian. Tapi… tidak ada jalan menuju rumah itu. Tidak ada plang nama. Tidak ada peta. Tak ada yang tahu kamu di sana.
Begitulah yang terjadi ketika kamu membuat website – tapi tidak muncul di Google atau search engine lainnya.
Ketika pertama kali membuat website, banyak orang berpikir begitu online, maka otomatis akan langsung muncul di hasil pencarian. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Google, layaknya seorang penjelajah, harus menemukan dan memahami rumah (website) kamu dulu sebelum bisa memberi tahu orang lain keberadaannya.
Suatu hari, seorang klien saya—pemilik toko kerajinan lokal—mengeluh, “Saya sudah bikin website. Sudah saya isi produk juga. Tapi kok saya cari di Google, nggak muncul ya?”
Pertanyaan itu klasik, tapi jawabannya seringkali teknis. Dan ini ceritanya ……
Ternyata, website itu belum pernah dikenalkan ke Google. Sama sekali belum! Tidak ada sitemap, tidak terdaftar di Google Search Console, dan… lucunya, di dalam file yang bernama robots.txt
, ada perintah “Disallow: /” yang secara tidak langsung bilang, “Google, tolong jangan masuk ke rumah saya.”
Kita pun membenahinya. Saya bantu daftarkan ke Search Console, kirim sitemap, dan periksa seluruh halaman apakah ada yang dikunci pakai tag “noindex”. Lalu kami menulis ulang beberapa konten yang terlalu singkat dan memperbaiki kecepatan website yang sebelumnya lemot karena gambar tidak dikompres.
Tidak sampai seminggu, halaman-halaman website itu mulai muncul satu per satu di pencarian.
Lalu, sebenarnya berapa lama sih sampai website bisa terbaca Google?
Jawabannya: bisa secepat beberapa jam, atau selama beberapa minggu. Website yang populer, cepat, dan punya banyak link dari situs lain bisa lebih cepat diindeks. Tapi website baru, tanpa koneksi, dan dengan struktur yang membingungkan—mungkin akan menunggu lebih lama.
Bayangkan saja kamu menggelar pesta tapi tidak mengirim undangan ke siapa-siapa. Tak heran kalau tidak ada yang datang, kan?
Yang mempercepat segalanya justru sederhana:
- Kamu perkenalkan dirimu ke Google lewat Search Console.
- Kamu tunjukkan denah rumahmu dengan sitemap.
- Kamu biarkan pintu terbuka dengan file robots.txt yang ramah.
- Kamu buat isi rumahmu menarik lewat konten berkualitas.
- Dan kamu undang teman-temanmu lewat media sosial atau backlink.
Kalau semua itu kamu lakukan, Google akan lebih cepat mengenalmu. Bahkan akan lebih sering berkunjung.
Jadi, jika website kamu belum juga muncul di Google, jangan buru-buru panik. Mungkin kamu hanya belum memperkenalkan rumah barumu dengan cara yang tepat. Tapi tenang saja—sama seperti rumah yang bagus akan menarik tamu jika diberi jalan dan lampu, website kamu pun bisa bersinar di mesin pencari jika dirawat dengan baik.
Dan siapa tahu, tamu-tamu itu akan datang membawa peluang dan penjualan yang kamu impikan sejak awal.